Tugas Metodologi Penelitian

 

KATA PENGANTAR

 

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik. Ucapan terima kasih penulis ucapkan untuk dosen mata kuliah Metodologi Penelitian, Nur Sa’adah, M.Pd, atas bimbingan dan kesabarannya mengajar penulis.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran melalui metode snowball throwing yang dapat meningkatkan hasil belajar Dokkai. Sehingga nantinya dapat dilihat sejauh mana pembelajaran menggunakan metode Snowball Throwing ini dapat meningkatkan hasil belajar.

Proposal Penelitian berjudul “Efektifitas Penggunaan Metode Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing dalam Pembelajaran Dokkai II”, Alhamdulillah dengan perjalanan waktu yang cukup panjang bisa penulis selesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam Proposal Penelitian ini terdapat banyak sekali kekurangan-kekurangan baik dari segi penggunaan kata dan bahasa yang belum memenuhi kaidah yang tepat, maupun dari isi penelitian ini sendiri. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan bantuan, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang membaca Proposal Penelitian ini.

Dalam menyelesaikan penelitian ini penulis cukup banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan baik secara moril maupun material. Oleh sebab itu penulis mengucapkan  terima kasih kepada semua pihak yang mendukung selesainya proposal penelitian ini.

 

 

Jakarta, Januari 2013

 

Penulis            

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.. i

DAFTAR ISI. ii

BAB I

PENDAHULUAN.. 1

A.   Latar Belakang. 1

B.    Identifikasi Masalah. 2

C.    Batasan Masalah. 3

D.   Rumusan Masalah 3

E.    Tujuan Penelitian 4

F.    Lingkup Penelitian 4

G.   Waktu dan Tempat 4

H.   Kegunaan Penelitian 5

BAB II                          

KERANGKA TEORI 6

A.   Deskripsi Teoretis. 6

  1. Pengertian Belajar 6
  2. Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar dan Hasil Belajar 6
  3. Pengertian Metode Pembelajaran 8
  4. Pengertian Cooperative Learning 8
  5. Unsur dan Tujuan Cooperative Learning 9
  6. Tipe Snowball Throwing 10
  7. Langkah – Langkah Pelaksanaan Snowball Throwing 11
  8. Kelebihan dan Kekurangan Snowball Throwing 11
  9. Dokkai 13

B.    Penelitian yang Relevan 15

C.    Konsep 15

D.   Rumusan Hipotesis 17

E.    Definisi Operasional 17

 

BAB III         

METODOLOGI PENELITIAN 19

A.    Metode dan Desain Penelitian 19

B.    Populasi dan Sampel 20

C.    Variabel Penelitian 21

D.    Instrumen Penelitian 21

E.    Teknik Analisis Data 25

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.    Latar Belakang

Bahasa adalah suatu sistem simbol bunyi yang bermakna yang berarti kualisi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbiter dan konfisional yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok orang untuk melahirkan perasaan dan pikiran (Wibowo, 2009 : 3). Bahasa dapat disampaikan baik lisan maupun tulisan. Bagi penulis yang ingin menyampaikan perasaan dan pemikirannya melalui tulisan dengan tujuan tertentu kepada pembaca tidak akan terlepas dari bahasa. Salah satu bidang ketrampilan berbahasa yaitu kemampuan membaca (Dokkai).

Membaca merupakan pentafsiran perkataan dan pemahaman bahasa. Manakala Kenedy (1981) pula mendefinisikan bacaan sebagai keupayaan seseorang untuk mengecam bentuk visual (lambing-lambang grafik yang mewakili bahasa atau perkataan), menghubungkan bentuk itu dengan bunyi atau makna  yang telah diketahui, dah seterusnya berasaskan pengalaman lalu, memahami dan mentafsirkan maksudnya.

Dalam memahami bacaan bahasa jepang dalam pembelajaran dokkai , Terkadang mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan karena terfokus pada metode penerjemahan. Selain itu juga  metode  pengajaran yang salah dan mengizinkan siswa menerjemahkan membuat siswa lamban dalam proses pemahaman.

Untuk mengatasi masalah – masalah tersebut , dibutuhkan metode yang efektif dan mampu mengatasi masalah mahasiswa dalam memahami bacaan khususnya dalam pembelajaran dokkai II. Salah satu metode yang sesuai adalah metode pembelajaran kooperatif. Dengan metode pembelajaran seraca berkelompok, mahasiswa memiliki kesempatan untuk berbagi informasi yang didapat dari bacaan dan mendiskusikannya dengan mahasiswa lain. Salah satu metode cooperative learning yaitu tipe Snowball Throwing, merupakan metode yang diharapkan mampu membantu pemahaman bacaan dalam pembelajaran dokkai. Karena dengan metode snowball throwing, mahasiswa dapat memberikan pertanyaan kepada teman hal-hal mengenai bacaan yang tidak dipahami dan mendiskusikannya secara berkelompok. Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka penulis ingin menulis sebuah penelitian mengenai strategi yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran dokkai yang dilaksanakan melalui penelitian dengan judul “Efektifitas Penggunaan Metode Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing dalam Pembelajaran Dokkai II (Penelitian Eksperimen Terhadap Mahasiswa Tingkat II Tahun ajaran 2013/2014 Jurusan Bahasa Jepang Universitas Negeri Jakarta).”

 

  1. B.        Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, terdapat identifikasi permasalahan sebagai berikut :

  1. Kesulitan Mahasiswa dalam memahami pola kalimat , ungkapan, kosakata, dan huruf kanji yang terdapat dalam bacaan pada pembelajaran dokkai.
  2. Tema bacaan yang terdapat dalam materi dokkai dianggap asing oleh pembelajar sehingga pembelajar sulit memahami isi cerita dalam bacaan.
  3. Metode pengajaran yang membosankan sehinggga mahasiswa tidak memiliki ketertarikan mempelajari dokkai.

 

  1. C.    Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis memberi batasan pada beberapa hal, yaitu :

  1. Penelitian ini hanya akan meneliti Efektifitas Penggunaan Metode Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran dokkai kelas eksperimen dan kelas kontrol.
  2. Objek dari penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II jurusan bahasa jepang Universitas Negeri Jakarta tahun ajaran 2013/2014.

 

  1. D.    Rumusan Masalah

Perumusan latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah dikemukakan dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah penggunaan metode Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran dokkai II?
  2. Bagaimanakah efektivitas metode Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mata kuliah dokkai II?
  3. Bagaimana kesan dan tanggapan mahasiswa setelah diberikan perlakuan (treatment) terhadap metode snowball throwing dalam pembelajaran dokkai II?

 

 

 

  1. E.     Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam pembelajaran dokkai sebelum dan sesudah menggunakan metode cooperative learning tipe snowball throwing.
  2. Untuk mengetahui seberapa besar efektifitas penggunaan metode cooperative learning tipe snowball throwing terhadap pembelajaran dokkai II bagi mahasiswa tingkat II Jurusan Bahasa Jepang  Universitas Negeri Jakarta.
  3. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dokkai yang menggunakan metode cooperative learning tipe snowball throwing.

 

  1. F.     Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka penulis perlu membatasi lingkup penelitian. Hal yang menjadi pokok permasalahan adalah penggunaan metode Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran Dokkai II. Maka untuk mempermudah penulis dalam membahas penelitian ini, maka penulis perlu membuat batasan ruang lingkup materi yaitu tentang pembelajaran dokkai II  (materi dari buku New Approach Japanesse Intermediate Course ,第16課,第17課,第18課,第19課).

 

  1. G.    Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta Timur, dan berlangsung pada bulan Maret – April  tahun ajaran 2013/2014.

  1. H.    Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

  1. Memberikan alternatif dalam meningkatkan kemampuan membaca (dokkai).
  2. Memudahkan pemahaman bacaan bagi seluruh mahasiswa yang mempelajari bahasa Jepang. Terutama dalam meningkatkan hasil belajar mata kuliah dokkai II.
  3. Penelitian ini dapat sebagai sumber metode pembelajaran yang memudahkan dosen atau pengajar menyampaikan materi kepada siswa secara efektif dan mampu memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk menyampaikan pendapat tentang isi wacana pada mata kuliah dokkai II.

 

 

BAB II

KERANGKA TEORI

 

  1. A.   Deskripsi Teoretis

 

  1. 1.      Pengertian Belajar

Proses pembelajaran yang dialami oleh setiap individu baik disadari ataupun tudak disadari akan terus berlangsung semenjak kita lahir hingga tutup usia. Menurut  Slameto (2003:2), belajar merupakan usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup.Pengertian lain belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Gagne (1984) dalam Sagala (2009:13) belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Garret berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi suatu perangsang tertentu. Dari pengertian dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses pembentukan perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang tidak bisa terlepas dari pengalaman, latihan atau pengaruh lingkungan yang dialami.

 

  1. 2.                  Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar dan Hasil Belajar

Dalam proses belajar pasti ada faktor yang mempengaruhi dan menentukan tercapainya suatu proses tersebut.Semakin faktor-faktor tersebut mendukung situasi pembelajar, maka hasil yang didapatkan dari hasil pembelajaran semakin baik. Menurut Slameto (2002:54-71) ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:

  1. Faktor Intern
    Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar. Adapun faktor-faktor intern tersebut adalah sebagai berikut:
    1. Faktor Jasmaniyah
      Faktor jasmaniyah yaitu faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan cacat tubuh.
    2. Faktor Psikologis
      Faktor psikologis yaitu faktor yang berhubungan dengan intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
    3. Faktor Kelelahan
      Faktor kelelahan yaitu faktor yang berhubungan dengan kelelahan jasmani dan rohani.

 

  1. Faktor Ekstern
    Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu yang sedang belajar. Adapun faktor-faktor ekstern tersebut adalah sebagai berikut:
    1. Faktor Keluarga
      Faktor keluarga diantaranya yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi dan lain-lain.
    2. Faktor Sekolah
      Faktor sekolah diantaranya yaitu metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, dan lain-lain.
    3. Faktor Masyarkat
      Faktor masyarakat diantaranya yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul dan lain-lain.

 

  1. 3.         Pengertian Metode Pembelajaran

Dalam pembelajaran, salah satu instrumen pembelajaran yang penting ialah metode pembelajaran. Dengan metode pembelajaran yang tepat maka akan membantu proses pemahaman siswa pada materi yang dipelajari.

Menurut Nana Sudjana (2005: 76), “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Metode mengajar banyak macam-macam dan jenisnya, setiap jenis metode mengajar mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing, tidak menggunakan satu macam metode saja, mengkombinasikan penggunaan beberapa metode yang sampai saat ini masih banyak digunakan dalam proses belajar mengajar.

 

  1. 4.         Pengertian Cooperative Learning

Menurut situs http://pmat.uad.ac.id/cooperative-learning.html , Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif) adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan pada pendekatan konstruktivis. Cooperative Learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam Cooperative Learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Menurut Thompson, et al. (1995), Cooperative Learning turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran sains. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

 

  1. 5.                  Unsur dan Tujuan Cooperative Learning
  2. a.      Unsur Cooperative Learning

Roger dan Davis Johnson mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah :

  1. Positive interdependence (saling ketergantungan positif).
  2. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan).
  3. Face to face promotive interaction (interaksi promotif).
  4. Interpersonal skill (Komunikasi antaranggota).
  5. Group processing ( Pemrosesan kelompok).

 

 

 

  1. b.      Tujuan Cooperative Learning

Menurut Agus Suprijono (2009 : 9),  tujuan cooperative learning adalah membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.  Artinya , setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama.

 

  1. 6.               Tipe Snowball Throwing

Metode pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu metode pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendekatan kontekstual (CTL). Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti ‘bola salju bergulir’ dapat diartikan sebagai metode pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok.

Menurut Bayor (2010), Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru di sini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannya pembelajaran.

Dilihat dari pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa, metode pembelajaran Snowball Throwing ini memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan keterampilan proses.

 

 

 

  1. 7.      Langkah – Langkah Pelaksanaan Snowball Throwing

Adapun langkah-langkah metode pembelajaran Snowball Throwing menurut (Suyatno 2009:125) ialah :

1)      Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

2)      Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

3)      Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masingmasing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

4)      Kemudian setiap siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

5)      Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama +15 menit.

6)      Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas secara bergantian.

7)      Evalusi.

8)      Penutup.

 

  1. 8.      Kelebihan dan Kekurangan Snowball Throwing

Widodo Rachman (2009) mengutarakan bahwa kelebihan dan kekurangan Snowball Throwing ialah sebagai berikut ;

 

 

 

  1. a.      Kelebihan Snowball throwing

Metode Snowball Throwing mempunyai beberapa kelebihan yang semuanya melibatkan dan keikutsertaan siswa dalam pembelajaran. Kelebihan dari metode Snowball Throwing adalah :

  1. Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.
  2. Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa lain.
  3. Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.
  4. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
  5. Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam praktek Pembelajaran menjadi lebih efektif.
  6. Ketiga aspek yaitu aspek koknitif, afektif dan psikomotor dapat tercapai

 

  1. b.      Kekurangan Metode Snowball Throwing

Disamping terdapat kelebihan tentu saja metode Snowball Throwing juga mempunyai kekurangan. Kelemahan dari metode ini adalah :

  1. Sangat  bergantung  pada kemampuan siswa  dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah diberikan.
  2. Ketua kelompok

jika  tidak  mampu  menjelaskan  dengan  baik  tentu  menjadi  penghambat bagi anggota lain untuk  memahami  materi.

  1. Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa saat berkelompok kurang  termotivasi untuk bekerja sama.
  2. Memerlukan waktu yang panjang.
  3. Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar.
  4. Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.

 

  1. 9.      Dokkai
    1. a.   Pengertian Dokkai

Menurut Kindaichi Haruhiko dalam Dai Jiten mengemukakan,

“読解は文章の意味,内容を読む鳥ことと文章を読んで理解すること”.

Dokkai yaitu memahami isi karangan , membaca, dan mengerti tulisan.

Pada The Great Japanese Dictionary (1995 :2258) , “文字や図,記号などを見て,そこに書かれていることの意味内容を取る” .

Membaca memiliki arti melihat huruf, gambar atau tanda lalu memahami isi yang tertulis didalamnya.

Dokkai sangat erat kaitannya dengan kegiatan membaca. Tampubolon (dalam http:www.KumpulBloger.com) menjelaskan bahwa pada hakekatnya “membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses pengenalan huruf”

Jadi dapat disimpulkan bahwa Dokkai adalah kegiatan membaca dengan memahami isinya, dalam hal ini membaca pemahaman teks Bahasa Jepang.

 

  1. b.   Tujuan Pembelajaran Dokkai

Mata kuliah Dokkai diberikan kepada pembelajar bahasa Jepang dengan tujuan agar pembelajar mampu memahami bacaan yang didalamnya terdapat arti, ungkapan, kosakata, dan pola kalimat. Mampu memahami bacaan adalah titik focus pembelajaran Dokkai.

            Ogawa (1995 : 637-638) mengemukakan tujuan membaca dalam pembelajaran Bahasa Jepang sesuai tingkatannya, yaitu :

  1. Shokyuu (beginner)

Bertujuan untuk memahami huruf kana dengan baik, bunyi, kosakata, pola kalimat, dan huruf kanji sekitar 300 huruf.

  1. b.      Chukyuu (intermediate)

Bertujuan untuk meneliti perbendaharaan kata, ungkapan umum, bentuk kalimat baru, perluasan bentuk kalimat yang dipelajari dan lain-lain.

  1. c.       Jokyuu (advance)

Bertujuan agar bisa belajar mandiri. Dapat menangkap penjelasan tentang ulasan yang berhubungan dengan politik, kebudayaan, ekonomi, dan seni.

 

  1. c.       Strategi Membaca dalam Dokkai

Menurut Abe Yoko dkk (2006) proses membaca ada beberapa cara, yaitu :

  1. Prediksi     : Memperkirakan kelanjutan cerita
  2. Skimming  : Membaca secara cepat untuk memperoleh alur cerita atau cerita secara garis besar.
  3. Scanning   : Membaca secara cepat sambil mencari informasi yang dibutuhkan saja.
  4. Bottom up : Membaca dengan memperhatikan hal-hal yang lebih detail, seperti kosakata, pola kalimat, hubungan kalimat dengan kalimat, dll.

 

  1. B.      Penelitian yang Relevan

Pada tahun 2011 peneliltian yang dilakukan oleh Diyan Tunggal Safitri pada penelitiannya yang berjudul “Implementsi Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Snowball Throwing pada Pokok Bahasa Limit Fungsi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Saraswati Mataran Tahun Ajaran 2007/2008”,  hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran kooperatif dengan metode Snowball Throwing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Saraswati Mataram tahun ajaran 2007/2008 pada pokok bahasan Limit Fungsi , dengan rata-rata pencapaian skor telah melampui 65 dengan aktivitas siswa telah mencapai kategori sangat aktif.

Dari penelitian-penelitian tersebut dapat dianalisa bahwa Cooperative Learning tipe Snowball Throwing  merupakan metode yang efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa. Namun penerapannya dalam mata pelajaran yang lain masih jarang digunakan. Maka dalam dalam fokus penelitian ini akan diaplikasikan pada mata pelajaran yang berbeda yakni dalam pembelajaran bahasa Jepang khususnya pembelajaran Dokkai. Diharapkan diperoleh hasil sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya atau bahkan lebih baik.

 

  1. C.      Konsep

            Konsep dari penelitian ini adalah dengan penggunaan metode cooperative learning tipe snowball throwing dapat memudahkan pembelajar dalam mempelajari bahasa jepang khususnya dalam pembelajaran dokkai. Metode snowball throwing diharapkan membantu pembelajar meningkatkan pemahaman terhadap isi atau bisa menangkap maksud dari suatu bacaan dengan tepat. Karena dalam pembelajaran dokkai, pembelajar sering sekali merasa kesulitan memahami isi dan salah memahami maksud dari suatu bacaan. Hal ini salahsatunya dikarenakan metode pembelajarn yang monoton, biasanya pembelajar merasa bosan dan tidak tertarik pada bacaan. Sehingga pembelajar pun tidak fokus dalam memahami bacaan. Maka dari itu fokus dari penelitian ini adalah pembelajar  membaca suatu bacaan dengan diberikan treatment penggunaan metode snowball throwing.

Adapun rangkaian penggunaan metode snowball throwing dalam penelitian ini meliputi:

a. Pemilihan materi ajar yaitu materi pembelajaran dokkai II  (materi dari buku New Approach Japanesse intermediate Course ,第16課,第17課,第18課,第19課)

b. Persiapan kertas snowball throwing

peneliti menyiapkan kertas-kertas berukuran kecil untuk pembelajar menulis pertanyaan tentang bacaan yang tidak dipahami yang sesuai dengan isi materi dokkai yang diajarkan.

Langkah-langkah Penggunaan metode snowball throwing dalam Pembelajaran Dokkai diuraikan dalam langkah-langkah penggunaan berikut ini:

  1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan yaitu materi dari buku New Approach Japanesse intermediate Course ,第16課,第17課,第18課,第19課.
  2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan penjelasan tentang wacana, baik dari kosakata baru, dan garis besar isi bacaan. Tidak diterjemahkan secara detail.
  3. Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masing masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
  4. Masing-masing individu diberi waktu untuk membaca wacana.
  5. setiap mahasiswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi bacaan yang tidak dipahami.
  6. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu mahasiswa ke mahasiswa lain.
  7. Setelah mahasiswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas secara bergantian.
  8. Guru membenarkan jika ada jawaban yang tidak sesuai dengan bacaan.
  9. Penutup.

 

  1. D.   Rumusan Hipotesis

      Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan pada bab I, telah dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

  • Hipotesis Kerja (Hk ): Terdapat efektifitas metode Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran Dokkai.
  • Hipotesis Nol Ho : Tidak terdapat  efektifitas metode Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran Dokkai.
  1. E.   Definisi Operasional
    1. Efektifitas adalah daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk mempengaruhi. (Susanto, 1975:156)
    2. Metode Cooperative Learning adalah adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru. (Agus Suprijono, 2009 : 54)
    3.  snowball throwing adalah salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru di sini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannyapembelajaran. (Bayor : 2010)
    4. Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan  pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. (Duffy dan Roehler,1989).
    5. Dokkai  adalah reading comprehension atau membaca pemahaman. (Hanindah, 2009 :13)

 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

  1. A.    Metode dan Desain Penelitian
    1. Metode

Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata, yakni kata metode dan penelitian. Menurut bahasa, metode sering diartikan cara. Jika dipahami dari asal kata bahasa Inggris, yaitu method mempunyai pengertian yang lebih khusus, yakni cara yang tepat dan capat dalam mengerjakan sesuatu. Karena secara etimologis Ahmad Tafsir (1996) mengartikan metode sebagai cara yang paling tepat dan cepat, maka ukuran kerja suatu metode harus diperhitungkan secara ilmiah. Oleh karena itu, suatu metode senantiasa hasil eksperimen yang telah teruji.

Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data dilakukan secara ilmiah, baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, eksperimental maupun non eksperimental, interaktif maupun non interaktif (Nana Syaodih ; 2005: 5)

Maka dengan demikian metode penelitian dapat dipahami sebagai tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Sementara itu, Sugiyono (2009:6) mendefinisikan metode penelitian cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

 

  1. Desain

Desain penelitian menurut  Mc Millan dalam Ibnu Hadjar adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu “posttest only control design” yaitu dengan membandingkan nilai posttest  kelompok pertama yang diberi perlakuan (kelas eksperimen) dan kelompok kedua yang tidak mendapat perlakuan (kelas kontrol). (Sugiono ; 2006:84) . Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap hasil belajar.

Pada desain penelitian ini hanya dilakukan posttest pada kedua kelas, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Fungsi kelas kontrol adalah sebagai kelas pembanding untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelas yang diberikan treatment dan yang tidak diberikan treatment.

 

  1. B.     Populasi dan Sampel
  2. 1.      Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2009:61) Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan bahasa Jepang Universitas Negeri Jakarta.

 

  1. 2.      Sampel

Pengertian sampel dikemukakan oleh Nana Sudjana (2001: 85) bahwa, sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yangsama dengan populasi. Berdasarkan pengertian tersebut, sampel yang diambil harus dapat memiliki karakteristik yang sama dengan populasi, sehingga apa yang diteliti tersebut benar-benar mewakili populasi penelitian. Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka diambil sampel dari populasi yang dapat mewakili.  Pengambilan sampel ini dirasa cukup baik dan mewakili populasi yang ada. Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II  kelas regular yang mengikuti mata kuliah dokkai II.

 

  1. C.    Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

  1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiono, 2011:61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan metode cooperative learning tipe snowball throwing.
  2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiono, 2011:61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pembelajaran dokkai dengan metode  cooperative learning tipe snowball throwing.

 

  1. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian. (Sugiono, 2011:148). Instrumen penelitian dalam penelitian ini yaitu :

  1. 1.      Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150). Tes dalam penelitian ini berupa post-test. Yaitu tes yang diberikan setelah sampel mendapatkan treatment. Tes dalam penelitian ini berbentuk tes tertulis yang terdiri dari beberapa pertanyaan, yaitu berupa 7 butir soal dalam bentuk benar salah dan 3 butir essai yang berhubungan dengan teks yang telah dipelajari. Tes tersebut dimaksudkan untuk memperoleh data kuantitafif mengenai kemampuan mahasiswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol dalam mata kuliah dokkai. Tes dilakukan di setiap akhir pertemuan, yaitu sebanyak empat kali posttest. Tes dilakukan pada 第16課,第17課,第18課,第19課 untuk mengetahui hasil belajar setelah dilakukan treatment.

 

1)      Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen yang baik adalah instrument yang memiliki validitas dan reliabilitas (Sutedi, 2009:181). Sebelum tes ini diujikan kepada sampel di kelas eksperimen dan control, peneliti melakukan uji kelayakan tes terlebih dahulu.

  1. a.    Validitas

Sebuah test dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang hendak diukur. Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas dalam penelitian ini yaitu :

rxy =

Keterangan :

rxy       = koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variabel yang dikorelasikan

N      = banyaknya siswa

X       = soal bernomor ganjil yang dijawab siswa

Y       = soal bernomor genap yang dijawab siswa

 

                                                                     (Arikunto ; 2009:93)

  1. b.   Reliabilitas

Suatu tes dikatakan reliabilitas jika menghasilkan data yang sama meskipun digunaka berkali-kali. Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas dalam penelitian ini yaitu :

rxy =

Keterangan :

r11       : koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

r1/21/2 : korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

                                                                     (Arikunto ; 2009:93)

 

Koefisien relasi

keterangan

0,00-0,20

Sangat rendah

0,20-0,40

rendah

0,40-0,60

cukup

0,60-0,80

tinggi

0,80-1,00

sangat tinggi

                                                                                                                               

(Arikunto ; 2009:75)

2)      Analisis Butir Soal

Analisis butir soal pada umunya dimaksudkan untuk mengetahui besar kecilnya indeks tingkat kesukaran serta indeks daya pembeda.

  1. a.    Tingkat Kesukaran

Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat kesukaran yaitu :

P=

 

Keterangan     :

P          = Indeks kesukaran

B          = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar

JS        =Jumlah seluruh siswa peserta tes

(Arikunto ; 2009:208)

 

 

TK

Keterangan

0,01-0,30

Sukar

0,30-0,70

Sedang

0,70-1,00

Mudah

 

(Arikunto ; 2009:210)

  1. b.      Daya Pembeda

Butir soal yang baik adalah yang bias membedakan kelompok atas dan kelompok bawah. Rumusnya sebagai berikut :

DP =

Keterangan :

DP       =  daya pembeda

BA      =  jumlah jawaban yang benar kelompok atas

BB       =  jumlah jawaban yang benar kelompok bawah

N         =  jumlah sampel kelompok atas dan bawah

 

DP

Keterangan

0,00

0,25

0,26

0,75

0,76

1,00

 

(Arikunto ;  2005:179)

 

  1. 2.      Angket

Instrumen lainnya dalam penelitian ini adalah angket. Angket merupakan daftar pernyataan tertulis yang disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden (Sutedi, 2008:133). Angket hanya diberikan kepada kelas eksperimen untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai metode Cooperative Learning tipe snowball throwing yang diterapkan dalam pembelajaran dokkai.

 

  1. A.        
  2. B.        
  3. C.        
  4. D.        
  5. E.       Teknik Analisis Data

Teknik analisis pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut :

  1. 1.      Teknik Analisis Data Tes

Setelah diberikan postest pada kedua kelas baik kelas kontrol dan kelas eksperimen,  hasilnya diolah dengan menggunakan uji t-test. (Sutedi, 2009:193).

Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Mencari rata-rata (mean) dari kedua variabel dengan menggunakan rumus :

Mx =                                                           My =

Keterangan :

Mx       = rata-rata variabel X

∑x       = jumlah variabel X

N1        = jumlah anggota variabel X

My       = rata-rata variabel Y

∑y       = jumlah variabel Y

N2        = jumlah anggota variabel Y

                                                                        (Sutedi ; 2009:195)

  1. Mencari standar deviasi dari variabel X dan Y dengan menggunakan rumus :

Sdx =                                          Sdy =

Keterangan :

Sdx      = standar deviasi variabel X

Sdy      = standar deviasi variabel Y

∑x       = jumlah variabel X

N1          = jumlah anggota variabel X

∑y       = jumlah variabel Y

N2        = jumlah anggota variabel Y

                                                                        (Sutedi ; 2009:195)

  1. Mencari standar error mean kedua variabel tersebut dengan menggunakan rumus :

SEMx =                                                   SEMy =              

Keterangan :

SEMx   = standar error variabel X

SEMy   = standar error variabel Y

Sdx         = standar deviasi variabel X

Sdy         = standar deviasi variabel Y

N1          = jumlah anggota variabel X

N2        = jumlah anggota variabel Y

                                                                        (Sutedi, 2009:195)

  1. Mencari standar error perbedaan mean X dan Y dengan menggunakan rumus :

SEMx y =

Keterangan :

SEMx y                                =standar error perbedaan mean X dan Y

SEMx               = standar error variabel X

SEMy                   =standar error variabel Y

                                                                        (Sutedi,2009:195)

  1. Mencari nilai t hitung dengan menggunakan rumus :

t =

Keterangan:

t0  =t hitung

Mx=Mean variabel X

My =Mean variabel Y

SEMx y =standar error perbedaan mean X dan Y

                                                                        (Sutedi, 2009:195)

  1. Uji Hipotesis

Pengujian Hipotesis pada penelitian ini adalah dengan :

  1. Merumuskan Hipotesis Kerja (HK) : terdapat perbedaan signifikan antara variabel X dan variabel Y.
  2. Merumuskan Hipotesis Kerja (HK) : tidak terdapat perbedaan signifikan antara variabel X dan variabel Y.
  3. Memberi interpretasi terhadap nilai t hitung

Kebenaran dua hipotesis tersebut diuji dengan cara membandingkan thitung dengan ttabel, dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan dengan menggunakan rumus :

df atau db = (n1 + n2) – 2

Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh ttabel pada taraf signifikan 5% atau 1%. Apabila thitung lebih kecil atau sama dengan ttabel (thitung ≤ ttabel) maka HO diterima dan HK ditolak, dengan kata lain tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Dan apabila nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (thitung ≥ ttabel) maka HO ditolak dan HK diterima, dengan kata lain terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara variabel X dan variabel Y.

 

  1. 2.      Teknik Analisis Data Angket

Pengolahan data angket pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Menjumlahkan setiap jawaban kuesioner.
  2. Menyusun frekuensi jawaban.
  3. Membuat tabel frekuensi.
  4. Menghitung prosentase frekuensi dari setiap jawaban dengan menggunakan rumus :

      P = x 100%

 

Keterangan :

P = prosentase frekuensi dari setiap jawaban responden

f = frekuensi dari setiap jawaban responden

n = jumlah responden

  1. Menafsirkan hasil kuesioner dengan berpedoman pada tabel data berikut ini :

 

Prosentase

Jumlah Responden

0%

Tidak ada seorang pun

1% – 5%

Hampir tidak ada

6% – 25%

Sebagian kecil

26% – 49%

Hampir setengahnya

50%

Setengahnya

51% – 75%

Lebih dari setengahnya

76% – 95%

Sebagian besar

96% – 99%

Hampir seluruhnya

100%

Seluruhnya