Tugas Mahasiswa Membela Rakyat Saat Pemilu

Tidak terasa tahun depan Indonesia akan melaksanakan Pemilu kembali. Pesta demokrasi 5 tahun-an ini sudah ditunggu – tunggu rakyat, mungkin sejak beberapa tahun lalu akibat keadaan ekonomi yang tak kunjung membaik. Persiapan dari partai politik lama hingga partai politik yang baru didirikan mulai dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Serikat Rakyat Indonesia (SRI),dan lainnya sudah mulai gencar memperebutkan dukungan di berbagai media massa.

Dalam Setiap Kampanye dalam pemilu, salah satu golongan yang ikut andil memeriahkan dan mensukseskan pemilu ialah golongan pemuda. Khususnya mahasiswa sebagai pemuda yang memiliki cara berfikir kritis terhadap dinamika politik Indonesia. Disinilah peran strategis mahasiswa untuk membela rakyat mengingat mahasiswa belum memiliki kepentingan politik. Mahasiswa memiliki jarak terdekat dengan rakyat karena mahasiswa merupakan bagian dari rakyat.

Pada masa sekarang, rakyat hanya menyerap informasi perkembangan politik dari media masa. Media masa yang seharusnya bersikap netral namun sekarang hanya mementingkan keuntungan dan mengubah esensi informasi yang sesungguhnya. Sehingga  rakyat yang latah hanya dapat mengangguk dan menggelengkan kepala.  Dalam hal ini, posisi mahasiswa lah yang seharusnya menjadi agen dalam perubahan demokrasi yang membela rakyat. Usaha yang dapat dilakukan mahasiswa yaitu mengadakan kajian politik pada lembaga kemahasiswaan agar tidak terombang ambing pada isu yang ada, tetap membela yang benar tidak membela yang bayar. Selanjutnya informasikan kepada rakyat agar mereka mengetahui siapakah pemimpin yang layak untuk mengatur nasib mereka.

Setelah lahir mahasiswa yang memiliki idealisme kuat maka mahasiswa telah siap terjun dalam pemilu 2014. Dalam memilih para pemimpin bangsa , berpihaklah pada pemimpin yang apik bukan pemimpin yang mengkhianati rakyat. Pemimpin yang tidak memiliki wajah munafik saat membicarakan nasib rakyat. Tidak hanya ikut serta dalam proses pemilihan , namun juga mahasiswa diharapakan ikut mengawasi jalannya pemilu. Jangan biarkan Rp. 630 miliar yang dialokasikan untuk pembiayaan saksi pemilu jatuh ke tangan para saksi bayaran partai politik.

Maka itu , pemuda seharusnya memberikan kontribusi langsung dalam pemilu 2014.  Perkuat idealisme, asah pola berfikir, dan posisikan diri kalian wahai mahasiswa sebagai pembela rakyat yang teguh pendirian. Perubahan bangsa ada ditangan kalian.

 

oleh  : Nurul Hidayah

RPP Bahasa Jepang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

 

NAMA SEKOLAH                           : SMA Purnama

MATA PELAJARAN                        : Bahasa Jepang

KELAS/SEMESTER                         : XI /1

PERTEMUAN KE                             :  8 (delapan)

ALOKASI WAKTU                          : 2 X 45 Menit

STANDAR KOMPETENSI              : Membaca

   Mengidentifikasikan isi teks yang berkaitan dengan hubungan anggota keluarga sendiri.

KODE STANDAR KOMPETENSI  : 1

KOMPETENSI DASAR                   : 1.1. membaca dan memahami teks sederhana dengan tepat yang menggambarkan anggota keluarga.

INDIKATOR                                     :

  • Membaca teks yang sesuai dengan tema.
  • Memahami isi teks sesuai tema.
  • Mengajukan pertanyaan sesuai konteks.
  • Menjawab pertanyaan sesuai konteks.

 

  1. I.          Tujuan Pembelajaran                    : Melalui model pembelajaran drill dengan menggunakan media flash card dan game.
  • Membaca teks yang sesuai dengan tema.
  • Memahami isi teks sesuai tema.
  • Mengajukan pertanyaan sesuai konteks.
  • Menjawab pertanyaan sesuai konteks.

 

  1. Materi Ajar                                   :

Pola Kalimat:

  1. Pola kalimat ini pada anak tema ini digunakan untuk menyebutkan benda yang dikenakan/dipakai. Kata kerja hanya terbatas padaかける,きる,はく,かぶる,dan する.

KB(orang) は   Pakaian/asesorisを  KK(memakai)

Contoh kalimat :

いもうとは   ジャケットを   きています。

はは は   めがねを   かけています。

 

  1. Pola kalimat ini digunakan untuk menanyakan pakaian apa yang sedang digunakan.

KB(orang)は   どんな  ふくを   きていますか。

Contoh Kalimat :

あには   どんな  ふくを  きていますか。

Kosa Kata :

Kata benda      :

ぼうし , ネクタイ , うでどけい , くつ , シャツ , Tシャツ , ジャケット ,

スカート , ズボン ,  めがね.

Kata Kerja       :

かける , きる , はく, かぶる , する.

 

  1. Metode Pembelajaran                  :
  2. Metode                                    : 1. Ceramah

2. Drill

3. game

4. Tanya Jawab

  1. Model                                      : Communicative learning.

 

  1. Langkah-Langkah Pembelajaran  :

Pertemuan Pertama                      : 2 X 45 menit

No

Kegiatan Pembelajar

Waktu

(menit)

 

1

 

 

TATAP MUKA

Kegiatan Awal (Pendahuluan)

1. Apersepsi

  • Diawali dengan ucapan salam dan berdoa bersama-sama.
  • Menanyakan keadaan dan mengecek kehadiran siswa.
  • Memberikan apersepsi dengan mengingatkan kembali ingatan siswa tentang materi yang sudah dipelajari.
  • Menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Motivasi

Memotivasi siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya materi yang akan diajarkan.

4’

2

Kegiatan Inti

  1. Eksplorasi

Siswa diberikan stimulus berupa pemberian materi tentang kata kerja yang bertema penampilan. Setelah itu siswa secara bersama-sama membaca kartu kata kerja dan guru menjelaskan penggunaan masing-masing kata kerja.

  1. Elaborasi
  • Guru memberikan kartu bergambar kepada siswa.
  •  Siswa membaca kartu bergambar dan membuat kalimat sesuai dengan kartu bergambar yang diterima.
  • Guru menyiapkan media power point yang akan diterima kepada setiap siswa.
  •  Guru menunjukan power point, siswa membaca teks sederhana dan memilih jawaban.
  1. Konfirmasi
    1. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang penampilan siswa lain.
    2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menjelaskan penampilan diri sendiri atau siswa lain.
    3. Guru mengumumkan penghargaan untuk siswa yang bersedia menjelaskan penampilan diri sendiri.

 

12’

3

Kegiatan Penutup

  1. Guru meminta beberapa siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
  2. Guru memberikan game bertema penampilan berupa menyusun gambar sesuai dengan kartu petunjuk.
  3. Memotivasi siswa supaya menggunakan bahasa Jepang yang sudah dipelajari dan mempersiapkan pelajaran selanjutnya.
  4. Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam.

4’

 

  1. Bahan/Sumber Belajar        :
  2. Buku Pelajaran Bahasa Jepang 「日本語」 1. The Japan  Foundation. Jakarta

 

  1. Alat                                                :
    1. Kartu bergambar
    2. Kartu kata kerja
    3. Power point

 

  1. Penilaian                            

Prosedur                             : Tes

Jenis Tes                             : Tes tertulis

Bentuk Tes                         : membaca

(berikan contoh soal)

Tipe Penilaian                     : Tugas kelompok

 

Mengetahui,                                                                                  Jakarta,11Desember 2012

Kepala SMA Purnama                                                                  Guru Mata Pelajaran

 

 

 

………………………….                                                                    ……………………………………..

                                                                                                   Nurul Hidayah

                                                                                                   Pramudio Laksono S.

                                                                                                   Suci Fitriani

Tugas Metodologi Penelitian

 

KATA PENGANTAR

 

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik. Ucapan terima kasih penulis ucapkan untuk dosen mata kuliah Metodologi Penelitian, Nur Sa’adah, M.Pd, atas bimbingan dan kesabarannya mengajar penulis.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran melalui metode snowball throwing yang dapat meningkatkan hasil belajar Dokkai. Sehingga nantinya dapat dilihat sejauh mana pembelajaran menggunakan metode Snowball Throwing ini dapat meningkatkan hasil belajar.

Proposal Penelitian berjudul “Efektifitas Penggunaan Metode Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing dalam Pembelajaran Dokkai II”, Alhamdulillah dengan perjalanan waktu yang cukup panjang bisa penulis selesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam Proposal Penelitian ini terdapat banyak sekali kekurangan-kekurangan baik dari segi penggunaan kata dan bahasa yang belum memenuhi kaidah yang tepat, maupun dari isi penelitian ini sendiri. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan bantuan, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang membaca Proposal Penelitian ini.

Dalam menyelesaikan penelitian ini penulis cukup banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan baik secara moril maupun material. Oleh sebab itu penulis mengucapkan  terima kasih kepada semua pihak yang mendukung selesainya proposal penelitian ini.

 

 

Jakarta, Januari 2013

 

Penulis            

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.. i

DAFTAR ISI. ii

BAB I

PENDAHULUAN.. 1

A.   Latar Belakang. 1

B.    Identifikasi Masalah. 2

C.    Batasan Masalah. 3

D.   Rumusan Masalah 3

E.    Tujuan Penelitian 4

F.    Lingkup Penelitian 4

G.   Waktu dan Tempat 4

H.   Kegunaan Penelitian 5

BAB II                          

KERANGKA TEORI 6

A.   Deskripsi Teoretis. 6

  1. Pengertian Belajar 6
  2. Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar dan Hasil Belajar 6
  3. Pengertian Metode Pembelajaran 8
  4. Pengertian Cooperative Learning 8
  5. Unsur dan Tujuan Cooperative Learning 9
  6. Tipe Snowball Throwing 10
  7. Langkah – Langkah Pelaksanaan Snowball Throwing 11
  8. Kelebihan dan Kekurangan Snowball Throwing 11
  9. Dokkai 13

B.    Penelitian yang Relevan 15

C.    Konsep 15

D.   Rumusan Hipotesis 17

E.    Definisi Operasional 17

 

BAB III         

METODOLOGI PENELITIAN 19

A.    Metode dan Desain Penelitian 19

B.    Populasi dan Sampel 20

C.    Variabel Penelitian 21

D.    Instrumen Penelitian 21

E.    Teknik Analisis Data 25

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.    Latar Belakang

Bahasa adalah suatu sistem simbol bunyi yang bermakna yang berarti kualisi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbiter dan konfisional yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok orang untuk melahirkan perasaan dan pikiran (Wibowo, 2009 : 3). Bahasa dapat disampaikan baik lisan maupun tulisan. Bagi penulis yang ingin menyampaikan perasaan dan pemikirannya melalui tulisan dengan tujuan tertentu kepada pembaca tidak akan terlepas dari bahasa. Salah satu bidang ketrampilan berbahasa yaitu kemampuan membaca (Dokkai).

Membaca merupakan pentafsiran perkataan dan pemahaman bahasa. Manakala Kenedy (1981) pula mendefinisikan bacaan sebagai keupayaan seseorang untuk mengecam bentuk visual (lambing-lambang grafik yang mewakili bahasa atau perkataan), menghubungkan bentuk itu dengan bunyi atau makna  yang telah diketahui, dah seterusnya berasaskan pengalaman lalu, memahami dan mentafsirkan maksudnya.

Dalam memahami bacaan bahasa jepang dalam pembelajaran dokkai , Terkadang mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan karena terfokus pada metode penerjemahan. Selain itu juga  metode  pengajaran yang salah dan mengizinkan siswa menerjemahkan membuat siswa lamban dalam proses pemahaman.

Untuk mengatasi masalah – masalah tersebut , dibutuhkan metode yang efektif dan mampu mengatasi masalah mahasiswa dalam memahami bacaan khususnya dalam pembelajaran dokkai II. Salah satu metode yang sesuai adalah metode pembelajaran kooperatif. Dengan metode pembelajaran seraca berkelompok, mahasiswa memiliki kesempatan untuk berbagi informasi yang didapat dari bacaan dan mendiskusikannya dengan mahasiswa lain. Salah satu metode cooperative learning yaitu tipe Snowball Throwing, merupakan metode yang diharapkan mampu membantu pemahaman bacaan dalam pembelajaran dokkai. Karena dengan metode snowball throwing, mahasiswa dapat memberikan pertanyaan kepada teman hal-hal mengenai bacaan yang tidak dipahami dan mendiskusikannya secara berkelompok. Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka penulis ingin menulis sebuah penelitian mengenai strategi yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran dokkai yang dilaksanakan melalui penelitian dengan judul “Efektifitas Penggunaan Metode Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing dalam Pembelajaran Dokkai II (Penelitian Eksperimen Terhadap Mahasiswa Tingkat II Tahun ajaran 2013/2014 Jurusan Bahasa Jepang Universitas Negeri Jakarta).”

 

  1. B.        Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, terdapat identifikasi permasalahan sebagai berikut :

  1. Kesulitan Mahasiswa dalam memahami pola kalimat , ungkapan, kosakata, dan huruf kanji yang terdapat dalam bacaan pada pembelajaran dokkai.
  2. Tema bacaan yang terdapat dalam materi dokkai dianggap asing oleh pembelajar sehingga pembelajar sulit memahami isi cerita dalam bacaan.
  3. Metode pengajaran yang membosankan sehinggga mahasiswa tidak memiliki ketertarikan mempelajari dokkai.

 

  1. C.    Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis memberi batasan pada beberapa hal, yaitu :

  1. Penelitian ini hanya akan meneliti Efektifitas Penggunaan Metode Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran dokkai kelas eksperimen dan kelas kontrol.
  2. Objek dari penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II jurusan bahasa jepang Universitas Negeri Jakarta tahun ajaran 2013/2014.

 

  1. D.    Rumusan Masalah

Perumusan latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah dikemukakan dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah penggunaan metode Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran dokkai II?
  2. Bagaimanakah efektivitas metode Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mata kuliah dokkai II?
  3. Bagaimana kesan dan tanggapan mahasiswa setelah diberikan perlakuan (treatment) terhadap metode snowball throwing dalam pembelajaran dokkai II?

 

 

 

  1. E.     Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam pembelajaran dokkai sebelum dan sesudah menggunakan metode cooperative learning tipe snowball throwing.
  2. Untuk mengetahui seberapa besar efektifitas penggunaan metode cooperative learning tipe snowball throwing terhadap pembelajaran dokkai II bagi mahasiswa tingkat II Jurusan Bahasa Jepang  Universitas Negeri Jakarta.
  3. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dokkai yang menggunakan metode cooperative learning tipe snowball throwing.

 

  1. F.     Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka penulis perlu membatasi lingkup penelitian. Hal yang menjadi pokok permasalahan adalah penggunaan metode Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran Dokkai II. Maka untuk mempermudah penulis dalam membahas penelitian ini, maka penulis perlu membuat batasan ruang lingkup materi yaitu tentang pembelajaran dokkai II  (materi dari buku New Approach Japanesse Intermediate Course ,第16課,第17課,第18課,第19課).

 

  1. G.    Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta Timur, dan berlangsung pada bulan Maret – April  tahun ajaran 2013/2014.

  1. H.    Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

  1. Memberikan alternatif dalam meningkatkan kemampuan membaca (dokkai).
  2. Memudahkan pemahaman bacaan bagi seluruh mahasiswa yang mempelajari bahasa Jepang. Terutama dalam meningkatkan hasil belajar mata kuliah dokkai II.
  3. Penelitian ini dapat sebagai sumber metode pembelajaran yang memudahkan dosen atau pengajar menyampaikan materi kepada siswa secara efektif dan mampu memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk menyampaikan pendapat tentang isi wacana pada mata kuliah dokkai II.

 

 

BAB II

KERANGKA TEORI

 

  1. A.   Deskripsi Teoretis

 

  1. 1.      Pengertian Belajar

Proses pembelajaran yang dialami oleh setiap individu baik disadari ataupun tudak disadari akan terus berlangsung semenjak kita lahir hingga tutup usia. Menurut  Slameto (2003:2), belajar merupakan usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup.Pengertian lain belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Gagne (1984) dalam Sagala (2009:13) belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Garret berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi suatu perangsang tertentu. Dari pengertian dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses pembentukan perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang tidak bisa terlepas dari pengalaman, latihan atau pengaruh lingkungan yang dialami.

 

  1. 2.                  Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar dan Hasil Belajar

Dalam proses belajar pasti ada faktor yang mempengaruhi dan menentukan tercapainya suatu proses tersebut.Semakin faktor-faktor tersebut mendukung situasi pembelajar, maka hasil yang didapatkan dari hasil pembelajaran semakin baik. Menurut Slameto (2002:54-71) ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:

  1. Faktor Intern
    Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar. Adapun faktor-faktor intern tersebut adalah sebagai berikut:
    1. Faktor Jasmaniyah
      Faktor jasmaniyah yaitu faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan cacat tubuh.
    2. Faktor Psikologis
      Faktor psikologis yaitu faktor yang berhubungan dengan intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
    3. Faktor Kelelahan
      Faktor kelelahan yaitu faktor yang berhubungan dengan kelelahan jasmani dan rohani.

 

  1. Faktor Ekstern
    Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu yang sedang belajar. Adapun faktor-faktor ekstern tersebut adalah sebagai berikut:
    1. Faktor Keluarga
      Faktor keluarga diantaranya yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi dan lain-lain.
    2. Faktor Sekolah
      Faktor sekolah diantaranya yaitu metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, dan lain-lain.
    3. Faktor Masyarkat
      Faktor masyarakat diantaranya yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul dan lain-lain.

 

  1. 3.         Pengertian Metode Pembelajaran

Dalam pembelajaran, salah satu instrumen pembelajaran yang penting ialah metode pembelajaran. Dengan metode pembelajaran yang tepat maka akan membantu proses pemahaman siswa pada materi yang dipelajari.

Menurut Nana Sudjana (2005: 76), “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Metode mengajar banyak macam-macam dan jenisnya, setiap jenis metode mengajar mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing, tidak menggunakan satu macam metode saja, mengkombinasikan penggunaan beberapa metode yang sampai saat ini masih banyak digunakan dalam proses belajar mengajar.

 

  1. 4.         Pengertian Cooperative Learning

Menurut situs http://pmat.uad.ac.id/cooperative-learning.html , Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif) adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan pada pendekatan konstruktivis. Cooperative Learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam Cooperative Learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Menurut Thompson, et al. (1995), Cooperative Learning turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran sains. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

 

  1. 5.                  Unsur dan Tujuan Cooperative Learning
  2. a.      Unsur Cooperative Learning

Roger dan Davis Johnson mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah :

  1. Positive interdependence (saling ketergantungan positif).
  2. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan).
  3. Face to face promotive interaction (interaksi promotif).
  4. Interpersonal skill (Komunikasi antaranggota).
  5. Group processing ( Pemrosesan kelompok).

 

 

 

  1. b.      Tujuan Cooperative Learning

Menurut Agus Suprijono (2009 : 9),  tujuan cooperative learning adalah membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.  Artinya , setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama.

 

  1. 6.               Tipe Snowball Throwing

Metode pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu metode pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendekatan kontekstual (CTL). Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti ‘bola salju bergulir’ dapat diartikan sebagai metode pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok.

Menurut Bayor (2010), Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru di sini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannya pembelajaran.

Dilihat dari pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa, metode pembelajaran Snowball Throwing ini memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan keterampilan proses.

 

 

 

  1. 7.      Langkah – Langkah Pelaksanaan Snowball Throwing

Adapun langkah-langkah metode pembelajaran Snowball Throwing menurut (Suyatno 2009:125) ialah :

1)      Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

2)      Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

3)      Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masingmasing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

4)      Kemudian setiap siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

5)      Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama +15 menit.

6)      Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas secara bergantian.

7)      Evalusi.

8)      Penutup.

 

  1. 8.      Kelebihan dan Kekurangan Snowball Throwing

Widodo Rachman (2009) mengutarakan bahwa kelebihan dan kekurangan Snowball Throwing ialah sebagai berikut ;

 

 

 

  1. a.      Kelebihan Snowball throwing

Metode Snowball Throwing mempunyai beberapa kelebihan yang semuanya melibatkan dan keikutsertaan siswa dalam pembelajaran. Kelebihan dari metode Snowball Throwing adalah :

  1. Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.
  2. Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa lain.
  3. Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.
  4. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
  5. Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam praktek Pembelajaran menjadi lebih efektif.
  6. Ketiga aspek yaitu aspek koknitif, afektif dan psikomotor dapat tercapai

 

  1. b.      Kekurangan Metode Snowball Throwing

Disamping terdapat kelebihan tentu saja metode Snowball Throwing juga mempunyai kekurangan. Kelemahan dari metode ini adalah :

  1. Sangat  bergantung  pada kemampuan siswa  dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah diberikan.
  2. Ketua kelompok

jika  tidak  mampu  menjelaskan  dengan  baik  tentu  menjadi  penghambat bagi anggota lain untuk  memahami  materi.

  1. Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa saat berkelompok kurang  termotivasi untuk bekerja sama.
  2. Memerlukan waktu yang panjang.
  3. Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar.
  4. Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.

 

  1. 9.      Dokkai
    1. a.   Pengertian Dokkai

Menurut Kindaichi Haruhiko dalam Dai Jiten mengemukakan,

“読解は文章の意味,内容を読む鳥ことと文章を読んで理解すること”.

Dokkai yaitu memahami isi karangan , membaca, dan mengerti tulisan.

Pada The Great Japanese Dictionary (1995 :2258) , “文字や図,記号などを見て,そこに書かれていることの意味内容を取る” .

Membaca memiliki arti melihat huruf, gambar atau tanda lalu memahami isi yang tertulis didalamnya.

Dokkai sangat erat kaitannya dengan kegiatan membaca. Tampubolon (dalam http:www.KumpulBloger.com) menjelaskan bahwa pada hakekatnya “membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses pengenalan huruf”

Jadi dapat disimpulkan bahwa Dokkai adalah kegiatan membaca dengan memahami isinya, dalam hal ini membaca pemahaman teks Bahasa Jepang.

 

  1. b.   Tujuan Pembelajaran Dokkai

Mata kuliah Dokkai diberikan kepada pembelajar bahasa Jepang dengan tujuan agar pembelajar mampu memahami bacaan yang didalamnya terdapat arti, ungkapan, kosakata, dan pola kalimat. Mampu memahami bacaan adalah titik focus pembelajaran Dokkai.

            Ogawa (1995 : 637-638) mengemukakan tujuan membaca dalam pembelajaran Bahasa Jepang sesuai tingkatannya, yaitu :

  1. Shokyuu (beginner)

Bertujuan untuk memahami huruf kana dengan baik, bunyi, kosakata, pola kalimat, dan huruf kanji sekitar 300 huruf.

  1. b.      Chukyuu (intermediate)

Bertujuan untuk meneliti perbendaharaan kata, ungkapan umum, bentuk kalimat baru, perluasan bentuk kalimat yang dipelajari dan lain-lain.

  1. c.       Jokyuu (advance)

Bertujuan agar bisa belajar mandiri. Dapat menangkap penjelasan tentang ulasan yang berhubungan dengan politik, kebudayaan, ekonomi, dan seni.

 

  1. c.       Strategi Membaca dalam Dokkai

Menurut Abe Yoko dkk (2006) proses membaca ada beberapa cara, yaitu :

  1. Prediksi     : Memperkirakan kelanjutan cerita
  2. Skimming  : Membaca secara cepat untuk memperoleh alur cerita atau cerita secara garis besar.
  3. Scanning   : Membaca secara cepat sambil mencari informasi yang dibutuhkan saja.
  4. Bottom up : Membaca dengan memperhatikan hal-hal yang lebih detail, seperti kosakata, pola kalimat, hubungan kalimat dengan kalimat, dll.

 

  1. B.      Penelitian yang Relevan

Pada tahun 2011 peneliltian yang dilakukan oleh Diyan Tunggal Safitri pada penelitiannya yang berjudul “Implementsi Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Snowball Throwing pada Pokok Bahasa Limit Fungsi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Saraswati Mataran Tahun Ajaran 2007/2008”,  hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran kooperatif dengan metode Snowball Throwing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Saraswati Mataram tahun ajaran 2007/2008 pada pokok bahasan Limit Fungsi , dengan rata-rata pencapaian skor telah melampui 65 dengan aktivitas siswa telah mencapai kategori sangat aktif.

Dari penelitian-penelitian tersebut dapat dianalisa bahwa Cooperative Learning tipe Snowball Throwing  merupakan metode yang efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa. Namun penerapannya dalam mata pelajaran yang lain masih jarang digunakan. Maka dalam dalam fokus penelitian ini akan diaplikasikan pada mata pelajaran yang berbeda yakni dalam pembelajaran bahasa Jepang khususnya pembelajaran Dokkai. Diharapkan diperoleh hasil sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya atau bahkan lebih baik.

 

  1. C.      Konsep

            Konsep dari penelitian ini adalah dengan penggunaan metode cooperative learning tipe snowball throwing dapat memudahkan pembelajar dalam mempelajari bahasa jepang khususnya dalam pembelajaran dokkai. Metode snowball throwing diharapkan membantu pembelajar meningkatkan pemahaman terhadap isi atau bisa menangkap maksud dari suatu bacaan dengan tepat. Karena dalam pembelajaran dokkai, pembelajar sering sekali merasa kesulitan memahami isi dan salah memahami maksud dari suatu bacaan. Hal ini salahsatunya dikarenakan metode pembelajarn yang monoton, biasanya pembelajar merasa bosan dan tidak tertarik pada bacaan. Sehingga pembelajar pun tidak fokus dalam memahami bacaan. Maka dari itu fokus dari penelitian ini adalah pembelajar  membaca suatu bacaan dengan diberikan treatment penggunaan metode snowball throwing.

Adapun rangkaian penggunaan metode snowball throwing dalam penelitian ini meliputi:

a. Pemilihan materi ajar yaitu materi pembelajaran dokkai II  (materi dari buku New Approach Japanesse intermediate Course ,第16課,第17課,第18課,第19課)

b. Persiapan kertas snowball throwing

peneliti menyiapkan kertas-kertas berukuran kecil untuk pembelajar menulis pertanyaan tentang bacaan yang tidak dipahami yang sesuai dengan isi materi dokkai yang diajarkan.

Langkah-langkah Penggunaan metode snowball throwing dalam Pembelajaran Dokkai diuraikan dalam langkah-langkah penggunaan berikut ini:

  1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan yaitu materi dari buku New Approach Japanesse intermediate Course ,第16課,第17課,第18課,第19課.
  2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan penjelasan tentang wacana, baik dari kosakata baru, dan garis besar isi bacaan. Tidak diterjemahkan secara detail.
  3. Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masing masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
  4. Masing-masing individu diberi waktu untuk membaca wacana.
  5. setiap mahasiswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi bacaan yang tidak dipahami.
  6. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu mahasiswa ke mahasiswa lain.
  7. Setelah mahasiswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas secara bergantian.
  8. Guru membenarkan jika ada jawaban yang tidak sesuai dengan bacaan.
  9. Penutup.

 

  1. D.   Rumusan Hipotesis

      Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan pada bab I, telah dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

  • Hipotesis Kerja (Hk ): Terdapat efektifitas metode Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran Dokkai.
  • Hipotesis Nol Ho : Tidak terdapat  efektifitas metode Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran Dokkai.
  1. E.   Definisi Operasional
    1. Efektifitas adalah daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk mempengaruhi. (Susanto, 1975:156)
    2. Metode Cooperative Learning adalah adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru. (Agus Suprijono, 2009 : 54)
    3.  snowball throwing adalah salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru di sini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannyapembelajaran. (Bayor : 2010)
    4. Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan  pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. (Duffy dan Roehler,1989).
    5. Dokkai  adalah reading comprehension atau membaca pemahaman. (Hanindah, 2009 :13)

 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

  1. A.    Metode dan Desain Penelitian
    1. Metode

Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata, yakni kata metode dan penelitian. Menurut bahasa, metode sering diartikan cara. Jika dipahami dari asal kata bahasa Inggris, yaitu method mempunyai pengertian yang lebih khusus, yakni cara yang tepat dan capat dalam mengerjakan sesuatu. Karena secara etimologis Ahmad Tafsir (1996) mengartikan metode sebagai cara yang paling tepat dan cepat, maka ukuran kerja suatu metode harus diperhitungkan secara ilmiah. Oleh karena itu, suatu metode senantiasa hasil eksperimen yang telah teruji.

Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data dilakukan secara ilmiah, baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, eksperimental maupun non eksperimental, interaktif maupun non interaktif (Nana Syaodih ; 2005: 5)

Maka dengan demikian metode penelitian dapat dipahami sebagai tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Sementara itu, Sugiyono (2009:6) mendefinisikan metode penelitian cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

 

  1. Desain

Desain penelitian menurut  Mc Millan dalam Ibnu Hadjar adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu “posttest only control design” yaitu dengan membandingkan nilai posttest  kelompok pertama yang diberi perlakuan (kelas eksperimen) dan kelompok kedua yang tidak mendapat perlakuan (kelas kontrol). (Sugiono ; 2006:84) . Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap hasil belajar.

Pada desain penelitian ini hanya dilakukan posttest pada kedua kelas, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Fungsi kelas kontrol adalah sebagai kelas pembanding untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelas yang diberikan treatment dan yang tidak diberikan treatment.

 

  1. B.     Populasi dan Sampel
  2. 1.      Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2009:61) Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan bahasa Jepang Universitas Negeri Jakarta.

 

  1. 2.      Sampel

Pengertian sampel dikemukakan oleh Nana Sudjana (2001: 85) bahwa, sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yangsama dengan populasi. Berdasarkan pengertian tersebut, sampel yang diambil harus dapat memiliki karakteristik yang sama dengan populasi, sehingga apa yang diteliti tersebut benar-benar mewakili populasi penelitian. Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka diambil sampel dari populasi yang dapat mewakili.  Pengambilan sampel ini dirasa cukup baik dan mewakili populasi yang ada. Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II  kelas regular yang mengikuti mata kuliah dokkai II.

 

  1. C.    Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

  1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiono, 2011:61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan metode cooperative learning tipe snowball throwing.
  2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiono, 2011:61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pembelajaran dokkai dengan metode  cooperative learning tipe snowball throwing.

 

  1. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian. (Sugiono, 2011:148). Instrumen penelitian dalam penelitian ini yaitu :

  1. 1.      Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150). Tes dalam penelitian ini berupa post-test. Yaitu tes yang diberikan setelah sampel mendapatkan treatment. Tes dalam penelitian ini berbentuk tes tertulis yang terdiri dari beberapa pertanyaan, yaitu berupa 7 butir soal dalam bentuk benar salah dan 3 butir essai yang berhubungan dengan teks yang telah dipelajari. Tes tersebut dimaksudkan untuk memperoleh data kuantitafif mengenai kemampuan mahasiswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol dalam mata kuliah dokkai. Tes dilakukan di setiap akhir pertemuan, yaitu sebanyak empat kali posttest. Tes dilakukan pada 第16課,第17課,第18課,第19課 untuk mengetahui hasil belajar setelah dilakukan treatment.

 

1)      Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen yang baik adalah instrument yang memiliki validitas dan reliabilitas (Sutedi, 2009:181). Sebelum tes ini diujikan kepada sampel di kelas eksperimen dan control, peneliti melakukan uji kelayakan tes terlebih dahulu.

  1. a.    Validitas

Sebuah test dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang hendak diukur. Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas dalam penelitian ini yaitu :

rxy =

Keterangan :

rxy       = koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variabel yang dikorelasikan

N      = banyaknya siswa

X       = soal bernomor ganjil yang dijawab siswa

Y       = soal bernomor genap yang dijawab siswa

 

                                                                     (Arikunto ; 2009:93)

  1. b.   Reliabilitas

Suatu tes dikatakan reliabilitas jika menghasilkan data yang sama meskipun digunaka berkali-kali. Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas dalam penelitian ini yaitu :

rxy =

Keterangan :

r11       : koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

r1/21/2 : korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

                                                                     (Arikunto ; 2009:93)

 

Koefisien relasi

keterangan

0,00-0,20

Sangat rendah

0,20-0,40

rendah

0,40-0,60

cukup

0,60-0,80

tinggi

0,80-1,00

sangat tinggi

                                                                                                                               

(Arikunto ; 2009:75)

2)      Analisis Butir Soal

Analisis butir soal pada umunya dimaksudkan untuk mengetahui besar kecilnya indeks tingkat kesukaran serta indeks daya pembeda.

  1. a.    Tingkat Kesukaran

Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat kesukaran yaitu :

P=

 

Keterangan     :

P          = Indeks kesukaran

B          = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar

JS        =Jumlah seluruh siswa peserta tes

(Arikunto ; 2009:208)

 

 

TK

Keterangan

0,01-0,30

Sukar

0,30-0,70

Sedang

0,70-1,00

Mudah

 

(Arikunto ; 2009:210)

  1. b.      Daya Pembeda

Butir soal yang baik adalah yang bias membedakan kelompok atas dan kelompok bawah. Rumusnya sebagai berikut :

DP =

Keterangan :

DP       =  daya pembeda

BA      =  jumlah jawaban yang benar kelompok atas

BB       =  jumlah jawaban yang benar kelompok bawah

N         =  jumlah sampel kelompok atas dan bawah

 

DP

Keterangan

0,00

0,25

0,26

0,75

0,76

1,00

 

(Arikunto ;  2005:179)

 

  1. 2.      Angket

Instrumen lainnya dalam penelitian ini adalah angket. Angket merupakan daftar pernyataan tertulis yang disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden (Sutedi, 2008:133). Angket hanya diberikan kepada kelas eksperimen untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai metode Cooperative Learning tipe snowball throwing yang diterapkan dalam pembelajaran dokkai.

 

  1. A.        
  2. B.        
  3. C.        
  4. D.        
  5. E.       Teknik Analisis Data

Teknik analisis pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut :

  1. 1.      Teknik Analisis Data Tes

Setelah diberikan postest pada kedua kelas baik kelas kontrol dan kelas eksperimen,  hasilnya diolah dengan menggunakan uji t-test. (Sutedi, 2009:193).

Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Mencari rata-rata (mean) dari kedua variabel dengan menggunakan rumus :

Mx =                                                           My =

Keterangan :

Mx       = rata-rata variabel X

∑x       = jumlah variabel X

N1        = jumlah anggota variabel X

My       = rata-rata variabel Y

∑y       = jumlah variabel Y

N2        = jumlah anggota variabel Y

                                                                        (Sutedi ; 2009:195)

  1. Mencari standar deviasi dari variabel X dan Y dengan menggunakan rumus :

Sdx =                                          Sdy =

Keterangan :

Sdx      = standar deviasi variabel X

Sdy      = standar deviasi variabel Y

∑x       = jumlah variabel X

N1          = jumlah anggota variabel X

∑y       = jumlah variabel Y

N2        = jumlah anggota variabel Y

                                                                        (Sutedi ; 2009:195)

  1. Mencari standar error mean kedua variabel tersebut dengan menggunakan rumus :

SEMx =                                                   SEMy =              

Keterangan :

SEMx   = standar error variabel X

SEMy   = standar error variabel Y

Sdx         = standar deviasi variabel X

Sdy         = standar deviasi variabel Y

N1          = jumlah anggota variabel X

N2        = jumlah anggota variabel Y

                                                                        (Sutedi, 2009:195)

  1. Mencari standar error perbedaan mean X dan Y dengan menggunakan rumus :

SEMx y =

Keterangan :

SEMx y                                =standar error perbedaan mean X dan Y

SEMx               = standar error variabel X

SEMy                   =standar error variabel Y

                                                                        (Sutedi,2009:195)

  1. Mencari nilai t hitung dengan menggunakan rumus :

t =

Keterangan:

t0  =t hitung

Mx=Mean variabel X

My =Mean variabel Y

SEMx y =standar error perbedaan mean X dan Y

                                                                        (Sutedi, 2009:195)

  1. Uji Hipotesis

Pengujian Hipotesis pada penelitian ini adalah dengan :

  1. Merumuskan Hipotesis Kerja (HK) : terdapat perbedaan signifikan antara variabel X dan variabel Y.
  2. Merumuskan Hipotesis Kerja (HK) : tidak terdapat perbedaan signifikan antara variabel X dan variabel Y.
  3. Memberi interpretasi terhadap nilai t hitung

Kebenaran dua hipotesis tersebut diuji dengan cara membandingkan thitung dengan ttabel, dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan dengan menggunakan rumus :

df atau db = (n1 + n2) – 2

Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh ttabel pada taraf signifikan 5% atau 1%. Apabila thitung lebih kecil atau sama dengan ttabel (thitung ≤ ttabel) maka HO diterima dan HK ditolak, dengan kata lain tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Dan apabila nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (thitung ≥ ttabel) maka HO ditolak dan HK diterima, dengan kata lain terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara variabel X dan variabel Y.

 

  1. 2.      Teknik Analisis Data Angket

Pengolahan data angket pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Menjumlahkan setiap jawaban kuesioner.
  2. Menyusun frekuensi jawaban.
  3. Membuat tabel frekuensi.
  4. Menghitung prosentase frekuensi dari setiap jawaban dengan menggunakan rumus :

      P = x 100%

 

Keterangan :

P = prosentase frekuensi dari setiap jawaban responden

f = frekuensi dari setiap jawaban responden

n = jumlah responden

  1. Menafsirkan hasil kuesioner dengan berpedoman pada tabel data berikut ini :

 

Prosentase

Jumlah Responden

0%

Tidak ada seorang pun

1% – 5%

Hampir tidak ada

6% – 25%

Sebagian kecil

26% – 49%

Hampir setengahnya

50%

Setengahnya

51% – 75%

Lebih dari setengahnya

76% – 95%

Sebagian besar

96% – 99%

Hampir seluruhnya

100%

Seluruhnya

 

 

banjir jakarta membawa nikmat, alhamdulillah :)

Gambar

21 januari 2013

semalam sebelumnya saya menerima sms jarkoman dari manager reg 2010 “emak endah” yang berbunyi bahwa tanggal 21 april diharapkan datang di ruangan 0111 jam 10 untuk bimbingan bersama pembimbing akademik kami “komachan” :Dbesoknya subuh-subuh janjian sama neno geulis. sebenernya aga ragu juga sih karena masih denger kabar grogol masih banjir. tapi,karena itu bimbingan ya dicoba berangkat deh. pas jalan keluar gang rumah, nunggu mobil B11 atau kopaja 88 sampe kaki bekerak besi belum ada juga yang lewat. saat lagi nunggu, tukang ojeg pun teriak ‘neng, ga ada mobil, banjir jadi ga narik” . muka saya langsung bergaris2 biru kaya dikomik pas denger itu. ngapain 45 menit berdiri, terus tukang ojeg baru bilang. hahaha.. dibawa asik aja.. naik ojeg deh ke terminal kalideres dengan harga 10.000.

10 menit nunggu neno geulis di pos polisi, akhirnya dia muncul juga. kita memutuskan untuk naik metromini p12 karena berfikiran busway jalannya bakal muter lewat tomang kalo mau ke kota. pas naik kita pilih duduk didepan untuk menghindari telinga berada disamping gitar pengamen. ternyata jalur p12 lewat tol , dan kondisi bus itu penuh sesak, sumpek. kesalahan lainnya adalah kita duduk samping mesin coy. panas panas banget. biarpun ada  udara , udaranya terasa panas. dan indahnya kita kejebak macet. smpai grogol itu jam 10.30 siang.padahal kita berangkat dari kalideres jam 8.30. jujur pas ditengah tol dengan kondisi begitu, udah terasa bakal pinsan. tapi harus kuat, bahaya juga kalo sampai pinsan diangkutan umum. banjir digrogol itu sesuatu banget (gak berniat ikut2an syahrini :p). sampailah di terminal senen kira jam 11 lewat. karena setelah grogol keadaan jalan ramai lancar meski masih banyak genangan air.

sampai terminal senen, neno mengaduh lapar karena belum sarapan. kita cari tempat makan, karena makanan pinggir terminal senen terlihat kotor maka kami putuskan makan didalam pertokoan pasar senen. memilih soto ayam sebagai santapan makan pagi setengah siang. pas menyeruput kuah, yaaah.. oishikunai 😦 ga enak sama sekali. rasanya asam kaya udah agak basi. makan pun ga nikmat dan was-was takut sakit perut. selesai makan , saya tanya penjualnya, “berapa bu? soto dua, es teh manis dua” , penjual jawan “tiga enem neng” . terbelalak dan seolah ga denger “hah? berapa bu?” penjualnya jawab lagi “tiga enem” . shock… OK cukup tau, ga akan makan disini lagi, haha..

melanjutkan perjalanan naik busway, alhamdulillah sampailah didepan kampus ercinta jam 13.00, apa nasib bimbingan PA coba?

karena bimbingan PA udah selesai, kita coba dateng ke kantor jurusan dan bimbingan PA cuma berdua aja. alhamdulillah komacha mengerti keadaan ketelatan kita. 🙂 yokatta ne..

setelah bimbingan PA neno minta istirahat dikosan dia, kayanya udah ga sanggup naik mobil lagi, lagipula saat itu hujan kembali turun dan khawatir banjir semakin pasang atau terjebak dijalan. neno mengajak saya untuk menginap semalam dikosannya. setelah sampai kosan kami istirahat sejenak. neno sudah bersiap ambil wudlu. saat neno ambil wudlu, tergeletak tas besar milik teman kosannya , “ih ko tas si dewi disini si, nanti kena air wudlu basah lagi” mendengar hal itu otomatis tangan saya memindahkan tas itu ke atas meja. dan alhamdulillahnya ada bangkai tikus banyak belatungnya, bauuu banget.. masyaallah.. pengen muntah. neno jerit2 ketakutan dan sama sekali gak mau lihat.kita berdua lari ke kamar. neno bilang kemarin sempet banjir, mungkin itu tikus kejebak banjir -__- bagus, banjir no seide .. saya suruh neno untuk membeli kopi bubuk 3 bungkus, pewangi 2 bungkus, sama pengharum ruangan. karena baunya semerbak kemana2.. inget. semerbak.. hahaha

saya taburin bangkai itu pakai kopi dan saya tutup dengan tas seperti posisi semula. ga peduli itu tas punya si dewi, dewo, dewa.. bodo amat!! jahat bgt 😀

neno juga langsung lapor ibu kosan, tapi pembantunya bilang gak berani buang bangkainya kalo tikusnya besar. haduh mba, payah bgt nih. saya cuma berani nutupin dan ngilangin bau, kalo ngangkat tuh bangkai sih ogah banget. tapi berhubung baunya dah teratasi kita tenang, pas malam hari kita ngobrolin apa yang kita alami seharian itu. indah banget. alhamdulillah banget masih selamat, masih sehat, masih bisa senyum, meskipun hari itu bener2 nguras kesabaran, semoga kita masih bisa sabar. alhamdulillah juga ngehadapin itu bareng neno geulis yang sabar dan lemah lembut. adem aja bawaannya. hehe.. sampai situlah uji coba sabar dr Allah di hari itu. jalanin dengan nerimo ,sabar , santai, bercanda-canda, senyum, dan sedikit acuh bakal mengatasi hal-hal menyebalkan disekitar kita. mata ne…

oh ya, gambar diatas saya ambil di komikmuslimah.blogspot.com

silahkan kunjungi yaa..

Menikahi Hujan

Hari ini tubuhku lebam…

Sendiri dalam rumah kecil tuhan termangu dalam dekap kesedihan

Mungkin Tuhan kala itu berkasihan

Hari ini bahagiku hilang…

Seiring mendung yang mempersunting langit

Ku coba kembali membungkus rasa sakit

 

Aku kehujanan, kuseret tubuh dalam dering petir yang menertawaiku

Meraba jalan, sembari menjilat air keruh ku hadapkan wajah seluruh

Menantang takdir yang kuumpat dalam dengusan nafasku

Hingga habislah masa aku mampu menatap kerontang jiwa yang rapuh

 

Hujan telah terhenti,seperti hidupku yang tak mendengar detak nadiku..

 

Kini aku tiba dalam rangkaian ruang kaca

Bercermin tersenyum getir dalam lusuhnya rona pasrah

Ditemani butir air terpaku dalam dingin dinding bening

Hai titik air kita sama

Diam menahan raga tak tahu mengalir kemana

Menunggu masa mengeringkan beban yang ada

Daftar Kosakata Bahasa Jepang untuk Spa Therapist

Gambar

 

No.

Nihongo

Cara baca

Terjemahan

1.

ボディートリートメント

 

Bodi tori-tomento

Body massage

2.

ボディマッサー

Bodi massa-ji

Body massage

3.

ストーンセラピー

 

Suto-n massa-ji

Stone massage

4.

リフレクソロジスト

 

Rifurekusoroji-

refleksi

5.

ボディスクラ

Bodi sukurabu

lulur

6.

フェイシャ

feijyaru

facial

7.

マニキュ

menikyua

manicure

8.

ペディキュ

pedikyua

pedicure

9

解剖

Kaibou gaku

anatomi

10

生理学

Seiri gaku

fisiologi

11

スパ  セラピスト

Supa serapisuto

Spa Therapist

12

ボデイメカにクス

 

Bodi mekanikusu

Mekanisme tubuh

13

バリニーズマッサージ

 

Barini-zu massa-ji

Balinese massage

14

アロマテラピスト

 

aromaterapisuto

aromatherapy

15

ヘアトリートメン

Hea tori-tomento

Hair treatment

16

ボディローショ

Bodi ro-shon

Body lotion

17

ボディマス

Bodi masuku

Body mask

18

サンダル

Sandaru

sandal

19

タオル

taoru

Handuk

20

ベッド

beddo

Tempat tidur

21

マスク スパ

Masuku supa

Masker wajah

22

着物

kimono

Kimono

23

キャンド

kyandoru

lilin

24

バスソル

basusoruto

Garam mandi

25

水治療

Suichiryou

hou

Hydro therapy

26

supa

Sauna

27

温水浴

Onsui yokusou

Hot tub

28

wan

Mangkuk spa

29

ホットストー

Hotto suto-n

 Hot stone

30

hana

Bunga

 

Tahun Baru

Tahun Baru..

aku benci tahun baru

aku benci januari

aku benci kembang api

aku benci melewati kilas balik januari

 

karena tahun baru tanda januari

karena januari memiliki angka 27

karena kembang api membuat memori itu kembalikarena mengingat januari adalah mati suri

 

tadi malam aku terlelap jam 10 malam

terlelap dalam kecapaian tangisan

tangisan penuh bayangan hidup menyakitkan

januari mengubah hidup.. januari hancurkan semua..

januari 2 tahun lalu, aku mati.

 

Desain Pembelajaran bahasa jepang untuk Spa therapist

PROFIL LEMBAGA

 

Nama Lembaga           : Utsukushii Spa Therapist Course

Jenis                            : Lembaga Pendidikan Bahasa Jepang

Afiliasi                                    : IMM

 

Era globalisasi menuntut sumber daya manusia untuk memiliki daya saing dan kompetensi dalam bidangnya masing masing. Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi dan daya saing yang bagus itu harus didukung oleh kemampuan komunikasi verbal yang kuat dalam hal bahasa. Hal ini sangat mutlak dikuasai oleh setiap sumber daya manusia yang lahir dan berkembang pada era globalisasi ini.

Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang lahir dan berkembang pada era globalisasi ini maka Utsukushii Spa Therapist course sebagai Lembaga Pendidikan Bahasa & Budaya Jepang turut serta dalam memajukan Masyarakat  khususnya dibidang Bahasa Jepang.

Utsukushii Spa Therapist Course merupakan lembaga pendidikan informal yang berdiri pada tanggal 12 Juli 2015 , didirikan oleh Nurul Hidayah

Sebagai pusat penyelenggara kursus bahasa Jepang, utsukushii Spa Therapist Course ber-komitmen selalu berusaha memberikan kualitas pengajaran dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada para siswa/peserta. Demikian pula Utsukushii Spa Therapist Courseselalu berusaha meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak baik dengan institusi di dalam negeri maupun di luar negeri. Saat ini Utsukushii Spa Therapist Coursesedang menjajagi untuk menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga.

 

Selain bertujuan meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Jepang, kelak kerjasama ini menjembatani para siswa/peserta yang berminat untuk melanjutkan magang atau studi di Jepang.
Visi
Dengan kemampuan berbahasa Jepang yang baik, menyempurnakan sikap dan etos kerja dalam melayani orang Jepang/ wisatawan Jepang menjadi lebih sempurna lagi.
Misi
Untuk lebih memajukan dan lebih mengembangkan ketrampilan/ kemampuan dalam ber Bahasa Jepang khusus Therapist Spa dengan memperkenalkan Bahasa Jepang dan Tradisi/Kebiasaan Bangsa Jepang pada Peserta yang mengikuti Program ini.

 

  1. A.    Sasaran Kerjasama
  • Universitas yang menyelenggarakan program Spa Therapist di Jepang
  • Massage Spa di Indonesia dan di Jepang

 

 

  1. B.     Latar Belakang

Bali telah mendapat predikat sebagai destinasi wisata spa terbaik di dunia. Penghargaan tersebut diberikan oleh majalah Spa terkemuka `Senses` dari Jerman pada ajang Wellness Award 2009 di Berlin, Jerman. Ketua Asosiasi Spa Indonesia Mooryati Soedibyo menilai bahwa Bali meraih penghargaan spa terbaik dunia karena kemasannya menyatu dengan budaya warisan leluhur yang satu-satunya ada di dunia. Keunggulan itu menjadi daya tarik investor spa menarik spa terapis dari Indonesia untuk bekerja di spa di belahan dunia lainnya.dengan perkembangan Spa  yang pesat, spa therapist dr Indonesia banyak dibutuhkan di Indonesia maupun di luar negeri, termasuk Jepang.

 

  1. I.             Desain Program Pembelajaran Bahasa Jepang Untuk Spa Therapist

Lembaga kursus bahasa Jepang ini merupakan kelas untuk menyiapkan para tenaga kerja yang ingin bekerja ke Jepang. Pembelajaran ini merupakan kelas intensif untuk mempersiapkan apa yang dibutuhkan pada saat di Jepang. yaitu kebutuhan komunikasi, cara hidup dan kebudaan Jepang.

 

Sasaran   :

  • Calon Therapist Spa yang akan bekerja di Spa bergaya jepang di Indonesia
  • Calon Therapist Spa yang akan magang sebagai Therapist Spa di Jepang

 

 

Target Pembelajaran            :

 

keterampilan yang bisa dikuasai setelah mengikuti program kursus ini ialah, memiliki 4 kemampuan bahasa seperti mampu membaca huruf-huruf Jepang yaitu hiragana, katakana dan kanji, mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Jepang baik lisan maupun tulisan serta mampu,Mampu menyimak apa yang diminta tamu spa, beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan.

 

 

Tempat Kursus

 

Bhumi Jimbaran Asri No. 80. Jalan Peternakan
Kompleks Kampus Universitas Udayana
Bukit , Jimbaran , Kuta Bali
Phone / Fax : 0361 – 703 827
E-mail: Utsukushiicourse@yahoo.com

 

 

 

 

 

 

 

 

STEP I

Investigasi untuk membuat desain kursus

  1. A.    Target pengajaran

Therapist Spa yang telah memiliki pengalaman kerja di bidang spa selama 2 tahun dan memiliki sertifikat dari Lembaga Sertifikat Profesi dan Lembaga Sertifikat Kompetensi.

 

  1. B.     Umur  Pembelajar : minimal 23 tahun , maksimal 30 tahun
  2. C.    Kemampuan Awal murid           : Murid belum pernah mempelajari bahasa jepang sebelumnya, maka tidak diadakan Placement test dan langsung mengikuti level shokyu I
  3. D.    Investigasi profesi Therapist Spa di Jepang

 

  • menguasai ketrampilan memijat (massage)
  • menawarkan berbagai produk seperti aroma terapi, jenis lulur, atau paket treatment
  • memberikan pelayanan tambahan seperti menyajikan minuman

 

  1. E.     Kerjasama Course dan Pengelola

Lembaga        :

IMM (program magang ke Jepang) dalam penyaluran Spa therapist ke Jepang

Diklat Pra Seleksi

Materi diklat  : matematika, FMD (fisik, mental, disiplin), bahasa jepang teknik wawancara

Tempat diklat : LBA Centralingua Pusat

Tahap Seleksi (5 hari)

  1. Kesemaptaan (tinggi 161 cm, BB 50 kg, tidak tato,cacat fisik)
  2. Matematika
  3. FMD , tes lari 3 km 15 menit, push up 35 kali, shit up 25 kali
  4. Bahasa Jepang
  5. Wawancara sikap dan mental di DISNAKER provinsi

Ikatan Spa terapis Indonesia

Kerjasama untuk menjaring calon siswa

 

  1. F.        Sarana dan Prasarana yang disediakan
    1. Ruangan Kelas ber-AC berkapasitas 10 orang
    2. Laboratorium bahasa.
    3. Ruangan Praktikum Role Play (replika ruang spa sederhana).
    4. Ruangan Diskusi luar kelas, dapat digunakan jika murid memiliki kesulitan menangkap pelajaran.
    5. Slide projector, LCD, personal computer, perekam suara, Televisi, Video player.
    6. Penyewaan GOR buleleng untuk pelatihan FMD

 

 

  1. G.    Kualifikasi Pengajar
  2. Memiliki sertifikat N2.
  3. Memiliki Pengetahuan kebutuhan bahasa untuk Spa therapist, diketahuin melalui tes perekrutan tenaga pengajar.
  4. Memiliki pengalaman dijepang diutamakan.

 

Pengajar

  1. Guru Bahasa Jepang
  2. Native Speaker
  3. Guru Olahraga
  4. Guru Matematika

 

  1. H.    Training Pengajar

Sebelum Pengajar memulai mengajar, lembaga Utsukushii Spa Therapist course mentraining pengajar, yaitu dalam hal ini memberikan materi segala yang berhubungan dengan dunia Spa Therapist selama 1 minggu. Hal ini bertujuan agar seluruh pengajar Utsukushii Spa Therapist course tidak hanya mampu mengajarkan bahasa jepang secara umum, namun Guru juga mampu mengetahui kebutuhan bahasa secara konkrit untuk Spa Therapist.

 

 

 

 

 

STEP II

Investigasi untuk membuat Silabus dan Kurikulum

Silabus: pada pembelajaran ini, kami menggunakan kouzo shirabasu, kinou shirabasu dan bamen shirabasu.

  1. 1.         Koozoo shirabasudikembangkan berdasarkan butir-butir gramatika atau struktur bahasa, seperti pola kalimat, klausa, tense, dan sebagainya. Biasanya isi atau materi silabus diatur/diurut dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih sulit, atau pengembang lain membuat urutan bahan mulai dari butir struktur yang paling sering terjadi dan sedikit demi sedikit menuju ke bahan yang lebih jarang terjadi (Kasbolah, 1999 : 3).

 

  1. 2.          Functional Syllabus berfokus pada penggunaan bahasa atau sekitar fungsi komunikatif (Kasbolah, 1999 : 4). Berbeda dengan koozoo shirabasu yang disusun dengan menekankan elemen-elemen kebahasaan, kinoo shirabasu menekankan pada makna bahasa.

 

  1. Untuk Bersosialisasi
  • Memberi atau menjawab salam dalam berbagai situasi
  • Memperkenalkan diri
  • Memperkenalkan atau diperkenalkan orang lain
  • Menanyakan sesuatu kepada orang lain dan menjawab pertanyaan orang lain
  • Berkomunikasi ketika bertemu atau berpisah dengan orang lain

 

  1. Untuk mengekspresikan sikap intelektual
  • Mengekspresikan atau menanyakan persetujuan (setuju–tidak setuju)
  • Memberi, menerima, atau menolak tawaran/undangan
  • Mengekspresikan atau menanyakan kemampuan (mampu–tidak mampu)
  • Memberi atau meminta bantuan

 

  1. Untuk mengekspresikan sikap emosional
  • Mengekspresikan atau menanyakan kesenangan atau
  • Mengekspresikan atau menanyakan minat (berminat–tidak berminat)
  • Mengekspresikan harapan
  • Mengekspresikan kepuasan (puas–tidak puas)

 

  1. 3.         Bamen Shirabasu (Situational Syllabus) Isi/materi situational syllabus dikembangkan berdasarkan penggunaan bahasa di berbagai macam konteks atau situasi, seperti di kantor pos, di hotel, di tempat praktek dokter, dan sebagainya. Biasanya pilihan situasi berdasarkan perkiraan situasi apa yang diminati pembelajar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Silabus

 

Kemampuan Kebahasaan secara umum Penggunaan Kebahasaan untuk survival live
  1. Hiragana

 

 

Kata Kana

 

 

Kanji

a.1

dipakai untuk membaca dan menyebutkan nama benda yang ada di sekitar, seperti jenis aroma therapy, lulur,  ramuan rendaman, alat massage

a.2

dipakai untuk beberapa benda, nama orang asing, dan kata serapan contohnya nama tamu spa, nama aroma therapy, nama bahan lulur.

a.1

dipakai untuk bisa membaca nama benda, rambu-rambu, nama tempat dsb.

  1. Kata tunjuk benda

Kore/sore/are

 

b.1

dipakai untuk menunjukkan keberadaan benda di sekitar

  1. Kata Sifat
c.1

dipakai untuk kehidupan sehari hari, menyampaikan sifat sifat benda/orang.

  1. Kata tunjuk benda

Contoh : hitotsu, ippiki,

d.1

dipakai untuk menyebutkan satuan benda, contohnya dalam menyebutkan berapa buah hotstone yang dipakai dalam stone massage

  1. Kata Kerja

Kata Kerja I,II dan III

e.1

dipakai baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari hari. diajarkan semua kata kerja yang berhubungan dengan pekerjaannya sebagai tenaga Spa Therapist

  1. Kata kerja penunjuk hormat

Songkeigo/Kenjougo

f.1

dipakai untuk menyapa orang dengan rasa hormat dan kepedulian, terutama bagi orang yang belum dikenal.

f.2 menyapa tamu spa, menawarkan paket treatment

  1. Matematika Dasar
g.1

dipakai dalam kehidupan sehari – hari seperti berbelanja ataupun dalam pekerjaan misalnya dipakai untuk menghitung biaya yang harus dibayar pelanggan yang telah melakukan treatment.

  1. FMD (Fisik, Mental, Disiplin
h.1

dibutuhkan untuk bekerja ke Jepang fisik yang kuat, mental yang gigih dan suka bekerja keras, serta disiplin yang tinggi.

 

 

Sasaran Kemampuan dan Keterampilan yang harus dikuasai :

 

No

学習者の専門

日常生活

大場面

小場面

大場面

小場面

Perkenalan
  • Memperkenalkan diri (nama, usia, jenis pekerjaan,asal negara)
  • Memperkenalkan Spa
Transportasi
  • Angkutan umum (bis, kereta, taksi, chikatetsu,dll)
  • Bertanya arah jalan
Bidang Spa
  • Swedish Massage
  • Reflexiology
  • Ballinese Massage
  • Stone Therapy
  • Aromatherapist
  • Body Treatment
  • spa treatments and techniques: body scrubs, body wraps, therapeutic baths.
Makanan
  • Memilih makanan
  • Memesan makanan
  • Melakukan pembayaran

 

 

3 Pelayanan Tamu
  • menguasai dan menggunakan ketrampilan memijat (massage)
  • menawarkan berbagai produk seperti aroma terapi, jenis lulur, atau paket treatment

 

  • memberikan pelayanan tambahan seperti menyajikan minuman

 

Berbelanja
  • Memilih ukuran, bentuk dan kualitas barang.
  • Melakukan penawaran harga
  • Melakukan pembayaran barang
      Bank
  • Menggunakan ATM
      Kantor Pos
  • Mengirim surat
  • Menerima
      Sosialisasi dengan tetangga
  • Berkenalan dengan tetangga
    • Berbincang dengan tetangga
    • Memberi bingkisan kepada tetangga

 

Materi Pembelajaran

  • Kaiwa ( percakapan ) 40 %
  • Chokai /Dokkai ( pemahaman Lisan /Text) 25 %
  • Bunpo/Goi ( Tata Bahasa   Kosa kata   ) 25 %
  • Role Playing ( latihan di lokasi sesungguhnya/serupa ) 10 %

 

STEP III

Pelaksanaan Kelas

 

  1. A.       Jumlah Peserta  : 10 orang/kelas

 

  1. B.        Pelaksanaan di Kelas    

Shokyu I                        : 120 Jam (5x dalam seminggu @  2 jam) = 3 Bulan

Shokyu II           : 120 Jam (5x dalam seminggu @  2 jam) = 3 Bulan

Chukyu              : 180 Jam (5x dalam seminggu @ 2 jam) = 4 Bulan

 

  1. C.        Waktu Pembelajaran

(After office hour)

Senin – Kamis (18.30-20.30)   : kelas bahasa Jepang

Jumat               (18.30-20.30)  :

ü  Minggu ke-1 : nihon bunka

ü  Minggu ke-2 : FMD (gor buleleleng)

ü  Minggu ke-3 : Nihon Bunka

ü  Minggu ke-4 : matematika

 

  1. D.          Instrumen Pengajaran

 

Metode

  1. 1.   Community Language learning

Bertujuan memfokuskan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan Bahasa Jepang

  1. 2.   Problem Solving Learning

 

                            I.            Tes warna kepribadian

Terdapat dua kertas, kertas pertama adalah kertas berisi hal-hal yang harus dipiih siswa

Kertas kedua adalah kertas berisi hal-hal yang sama dengan kertas pertama, namun hurufnya berwarna. Ada yang berwarna merah,kuning, hijau, dan biru. Banyaknya warna dari hal-hal yang dipilih menentukan warna kepribadian siswa. jika merah berarti choleric, kuning berarti sanguin, hijau berarti melancholic, dan biru berarti phlegmatic. Masing-masing warna memiliki ciri kepribadian yang berbeda.

                         II.            Media kartu bunkei

Masing-masing kelompok akan mendapat satu kartu bunkei untuk di bahas bersama-sama.

 

                      III.            Name Tag Tugas

Terdapat 4 buah Name Tag tugas。Name tugas dibedakan sesuai hasil tes kepribadian

1.   Kartu Merah指導者

tugas            :

  • Memimpin diskusi.
  • Menunjuk seseorang yang ingin memberikan pendapat.
  •  Tidak boleh memberikan pendapat.
  • Setelah Presentasi, menjawab pertanyaan dari kelompok lain.

2.   Kartu Kuning: 発表する人

Tugas          :

  • Mempresentasikan hasil diskusi bunkei ke depan kelas.
  • Kalau ada yang kurang dimengerti dari diskusi , hanya dia yang dibolehkan bertanya kepada guru.
  • Boleh memberikan pendapat.

3.   Kartu Hijau    :  ライター

Tugas          :

  • Hanya yang memiliki kartu hijau yang diperbolehkan mencatat hasil diskusi.
  • Boleh memberikan pendapat.
  • Mengoreksi hasil diskusi bersama orang yang memegang kartu biru.

4.   Kartu Biru      : 観察者

Tugas                      :

  • Mengoreksi hasil diskusi bersama orang yang memegang kartu Hijau.
  • Hanya yang memegang kartu biru boleh membaca buku pelajaran terkait bunkei.
  • Setelah presentasi, menjawab pertanyaan dari kelompok lain bersama orang yang memegang kartu merah.
  • Boleh memberikan pendapat.

Peraturan      :

  1. Dalam satu kelompok terdiri dari 4 orang yang  masing-masing memiliki karakter kepribadian yang berbeda.
  2. Setiap grup mendapat satu bunkei untuk didiskusikan arti, cara pemakaian, nuansa, contoh kalimat, dan lain-lain.
  3. Setelah hasil diskusi disimpulkan, dipresentasikan didepan kelas.
  4. Grup yang lain dipersilahkan bertanya setelah presentasi selesai.
  5. Masing-masing pemegang kartu wajib menjalankan tugasnya sendiri sesuai warna kepribadian, bagi yang mengerjakan tugas orang lain akan didiskualifikasi.

 

  1. 3.   Drill system
  2. 4.   Metode ceramah
  3. 5.   Game
  4. 6.   Role Play (yoku dekimashita ticket)

 

 

Modul Pembelajaran

BUKU

  1. Kana Nyuumon

 

  1. Minna no nihongo

 

 

  1. New Approach chukyuu
  2. The Spa Book (kerjasama Florist Spa)

 

  1. Cepat Lancar Percakapan Pariwisata Sehari-hari

 

  1. Cepat Menguasai Bahasa Jepang untuk Bisnis Hotel dan Pariwisata
  2. Kamus Istilah Pariwisata

 

MAJALAH

  1. 1.      Bekerja sama dengan Florist Spa untuk pendistribusian majalah

 

PAMFLET

  

 

Media Pengajaran

  1. Role Play Card
  1. Flash Card bergambar(pembelajaran kosakata, membentuk kalimat, dll)
  2. Slide power point ( pembelajaran tata bahasa, memahami bacaan)
  3. Video Pembelajaran yang berhubungan dengan profesi Spa therapist dan survival life)
  4. Listening Bahasa Jepang (choukai)
  5. Game :
  • Belajar sambil bernyanyi

 

  • Search Word

 

  • Jyankenpon Game

STEP IV EVALUASI

 

Dalam kursus ini instrumen yang digunakan ialah diantaranya :

  1. 1.   Test

 

  1. Tes Harian

Tes tertulis dengan materi perbab yang ada pada buku pelajaran. Tes ini biasanya melakukan tes goi dan latihan membuat kalimat dari bunpou yang diajarkan.           Dilakukan pada setiap kali pertemuan.

 

  1. Tes unit

Tes unit dilaksanakan setiap 2 bab sekali. Tes unit merupakan tes tulisan dan bertujuan untuk me-review pemahaman pembelajar tentang materi yang telah selesai diajarkan sebanyak 2 bab tersebut.

 

  1. Tes tengah semester

Tes tengah semester dilaksanakan dalam bentuk tes berupa tes tertulis,  roleplay Spa therapist , tes matematika, dan tes FMD

 

  1. Tes akhir semester.

Tes akhir semester dilaksanakan dalam bentuk tes berupa tes tertulis,  roleplay Spa therapist , tes matematika, dan tes FMD

 

 

  1. 2.      Partisipasi Terhadap Pelajaran.

Berpartisipasi secara positif atau tidak di dalam kegiatan pembelajaran akan menjadi sumber acuan untuk mengetahui tingkat pemahaman atau motivasi pembelajar.

 

  1. 3.      Catatan Pengamatan

Diperoleh sejumlah informasi misalnya tentang pengetahuan atau kemampuan yang sudah diperoleh pembelajar, keadaan psikologis pembelajar, dan sebagainya.

 

  1. 4.      Kehadiran

Pada umumnya kuantitas ketidakhadiran akan mempengaruhi pembelajaran berikutnya.